Sabtu, 25 Juli 2009

"Sunrice and Rain"


Pagi ini, 21 January 2009

Hujan membasahi kota Bandung, gemericik airnya menemani langkahku menuju rumah persimpangan. Yah mungkin telah seminggu atau lebih Aku seperti kelelawar, saat bumi mulai gelap aku pergi keluar dan pulang saat fajar mulai menyibak langit di ufuk timur, dan kemudian tidur disiang hari sampai mentari sudah lesu di langit sebelah barat. Hanya itu yang kulakukan, duduk didepan laptop, sign in ke messengers dan kemudian chatting dengan orang-orang yang entah di dunia belahan mana, termasuk dengan seseorang dari Negara blasteran eropa dan asia yang paling sering ngobrol denganku beberapa hari ini, semalam aku ngobrol dengannya seperti malam sebelumnya kami membahas perasaan masing-masing, update apa saja yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan, kemudian berdiskusi tentang semua hal. Rutinitas yang semakin lama semakin membunuhku.

Kawanku pernah berkata dalam tulisannya “ Dan tentunya bagi orang seperti Che, Chairil dan multatuli waktu adalah sebuah cerita yang berisi dialektika perubahan didalamnya (Note Galih: 0 Km)” Yah mungkin aku tak akan bisa menjadi mereka dan dia tapi pagi ini aku merasakan sakit yang sangat dalam, darahku melaju lebih cepat, jantungku berdegup lebih kencang mengingat hari-hari kemarin dan sekarang, aku mulai berkeringat walaupun saat itu hujan mengguyur di kota ini, tampaknya air hujan tak mampu membendung perasaan ini dan aku pun teriak sangat keras “AAAAAAAAAAAAA” beberapa detik tapi cukup melampiaskan perasaanku. Aku merasa seperti diiris-iris saat kutahu bahwa aku tak melakukan apa2, otak dan perasaanku terbunuh oleh rutinitas itu.

Setelah teriakan itu aku merasa sedikit lebih baik, dan mulailah aku berpikir kembali tentang diriku, disana kumenemukan mimpiku telah buram, aku sadar inilah yang membuatku seperti ini, tidak jelas mau kearah mana. Mimpi yang seharusnya kugapai sekarang mulai buram dan kusam. Dengan air hujan ini aku mulai membersihkan kembali mimpi itu, semakin terlihat jelas, terkadang kuteteskan air mata untuk membersihkannya. Terlihat begitu jelas sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

I am young, I am a victim of climate change, my future will destroyed, and I do not want. I will still move to save and improve the front, because I will be holding the future with my own hands for the future of my environment better.

 

'Green Badoet' Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template